Me & My Imagination

Tanpa imajinasi saya hanya barang mati, tanpa imajinasi dunia saya kecil

dengan imajinasi saya bisa terbang, melampaui diri, melampaui kini, melampaui disini

dengan imajinasi saya jadikan tiada menjadi ada

Ilmu pengetahuan adalah gudang penyimpan hasil imajinasi

Sedang imajinasi adalah mesin cetak ilmu pengetahuan

Senin, 18 Juni 2012

Hikmah Darah Menstruasi


Dalam Al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 222 dijelaskan pada kita bahwa seorang wanita akan menjadi sehat bila ia mengeluarkan darah yang disebut sebagai “darah menstruasi” itu. Analogi yang kurang lebih sama bisa diperoleh dan aktivitas berbekam. Seperti diketahui, berbekam bertujuan untuk mengeluarkan darah dengan cara menyayat bagian tertentu, seperti di tengkuk, agar darah kotor dapat keluar. Bukan karena Allah SWT itu berkuasa menjadikan segala sesuatu, lalu menciptakan atau memberi sesuatu yang tidak ada manfaatnya. Yang terjadi justru sebaliknya?.

Semua yang diciptakan Allah SWT pasti ada manfaatnya. Semua makhluk, meskipun berupa semut, nyamuk, ulat yang melompat, atau siput yang merayap, pasti ada manfaatnya. Hanya saja manusia yang belum mampu menguak misteri yang menyelirnuti semua ciptaan Allah SWT itu. Demikian halnya pada saat Allah SWT memberi darah menstruasi. Darah itu bukan tidak ada arti. Berikut akan diterangkan sebagian dan manfaat dan hikmah adanya darah menstruasi itu:

  1. Pada gilirannya, seorang wanita akan membersihkan kotoran dan merawat anaknya yang masih bayi berikut najis-najisnya. Oleh karenanya, Allah SWT memberi latihan berupa menstruasi, agar ia rajin, tidak merasa jijik, dan cekatan dalam merawat bayi, serta mengerti cara bersuci dan mencuci yang baik.
  2. Pada saat seorang wanita menerima maskawin dan suaminya, pada saat itu pula ia sebetulnya secara tidak langsung menyatakan siap untuk menerima konsekwensi  keputusannya untuk menikah. Salah satu konsekuensi itu adàlah ia sanggup   menghadapi kotoran suaminya berupa cairan sperma yang menjijikkan. Oleh karena itu, seorang wanita harus melatih kesabarannya dengan cara membiasakan   diri menangani segala hal yang dianggap kotor. Di samping itu, sebagai istri ia juga sedapat mungkin rajin membersihkan pakaian suaminya. Jika melihat pakaian suaminya kotor, hendaklah ia segera mencucinya. Sebagai istri, ia juga harus selalu menjaga kebersihan pakaian, tempat tinggal, dan makanannya. Sebagai istri sekaligus ibu dan anak-anaknya, ia tak ubahnya seorang pelayan bagi suami dan anak-anaknya. Dengan demikian, kerapian, kerajinan, dan kebersihan rumah menjadi tanggung jawabnya.
  1. Seperti diketahui, seorang wanita pastilah tidak mempunyai sperma yang dapat menjadi bibit dan janin di kandungannya. Sperma suaminyalah yang bersatu dengan sel telur kemudian menjadi janin yang dapat tumbuh menjadi daging. Untuk diketahui, pertumbuhan janin menjadi daging itu berkat nutrisi dan darah menstruasi. Bayi sendiri terbentuk dan persekutuan tiga hal berikut: (1) tulang rusuk; (2)           darah yang menjadi daging, yang berasal dan ibu; (3) roh dan pancaindera, seperti    pendengaran, penglihatan, penciuman, dan perasa, yang dikendalikan oleh akal untuk memberikan komando yang memberi perintah agar berbuat kebaikan.  Ketiga hal itu merupakan karunia Allah SWT yang diberikan kepada manusia.  Hal itu sebagaimana firman Allah SWT  dalam surah an-Nahl ayat 78.       Yang dimaksud “bersyukur” dalam ayat tersebut adalah mau taat terhadap perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Dengan begitu, ia bisa menjaga semua tingkah lakunya di dunia mi. Pada akhirnya, semua itu dapat    mengantarnya mencapai surga kenikmatan untuk selamanya.
  1. Allah SWT menciptakan seorang wanita memiliki watak pemalu. Namun, Allah SWT juga menciptakan seorang wanita itu selalu dikalahkan hawa nafsunya. Tak mempunyai keinginan yang banyak dan senang bepergian. Oleh karena itulah, Allah SWT memberikan halangan yang membuatnya malas untuk keluar rumah dan beraktivitas sebagaimana biasa. Halangan itu berupa darah menstruasi yang mengakibatkan bokongnya menjadi basah, sehingga ia malas bepergian.
  2. Sebagai tanda bahwa wanita yang bersangkutan telah memasuki usia akil dan balig.
  3. Menstruasi juga dapat digunakan sebagai tanda masa iddah.
  4. Bahwa wanita yang sedang mengalami menstruasi sebagai tanda tidak sedang dalam keadaan mengandung.
  5. Menjadi faktor yang mengikat kelanggengan kasih sayang di antara suami istri. Biasanya pada saat si istri dalam masa menstruasi itu, baik si suami maupun si istri sebetulnya sama-sama menantikan waktu untuk berhubungan tak ubahnya seperti sepasang pengantin baru.

Adapted from “Kemukjizatan Penciptaan Manusia” (Ensiklopedia)

Tidak ada komentar: