Me & My Imagination

Tanpa imajinasi saya hanya barang mati, tanpa imajinasi dunia saya kecil

dengan imajinasi saya bisa terbang, melampaui diri, melampaui kini, melampaui disini

dengan imajinasi saya jadikan tiada menjadi ada

Ilmu pengetahuan adalah gudang penyimpan hasil imajinasi

Sedang imajinasi adalah mesin cetak ilmu pengetahuan

Minggu, 17 Juni 2012

Bahasa Tangan


Banyak cara orang saling berkomunikasi. Ada kalanya dengan menggunakan bahasa lisan, bahasa tulis, bahasa tubuh, dan juga dengan bahasa tangan. Tentu masih banyak lagi cara lainnya untuk menyampaikan pesan itu.

Tulisan singkat ini mengajak untuk memperhatikan bagaimana tangan digunakan untuk berkomunikasi. Tangan tatkala dijadikan sebagai alat menyampaikan pesan, fungsinya hanyalah menggambarkan pikiran dan atau batin pemiliknya. Jika pemilik tangan itu ingin menyampaikan pesan, untuk mengajak kedamaian, maka tangan itu akan dibuka lebar-lebar. Sebaliknya, jika pesan yang disampaikan adalah kebencian, marah, permusuhan, maka tangan akan diangkat dengan posisi mengepal. Ketika seseorang berdoa maka kedua tangannya dibuka, sebagai symbol permohonan dan sekaligus penghormatan. Membuka tangan, artinya memohon dan sekaligus menghormat. Mengawali sholat, dengan membaca takbir, kedua tangan seseorang dibuka, diposisikan di atas bahu, sebagai pertanda hormat, mengagungkan, dan memuliakan.

Begitu pula seorang tentara, polisi, atau lainnya, tatkala memberikan hormat juga demikian. Tangan kanannya diangkat, dalam posisi terbuka di atas bahu, persis di sebelah telinga. Biasanya penghormatan itu juga dijawab dengan cara serupa oleh orang yang dihormati. Dengan begitu, tangan bisa digunakan sebagai bahasa komunikasi untuk menggambarkan penghormatan dan atau sebaliknya kebencian atau permusuhan.

Islam sebagai agama yang menganjurkan agar terbangun keselamatan, kasih sayang, dan kedamaian, menganjurkan umatnya agar selalu membuka kedua tangannya. Sehari-hari, paling tidak lima kali dalam sehari semalam, kaum muslimin dibiasakan membuka tangannya untuk menyembah, mengagungkan, dan memuliakan Tuhannya. Pada setiap kali sholat, tergantung jumlah rakaatnya, berkali-kali kaum muslimin membuka kedua tangannya, untuk maksud tersebut.

Demikian pula selesai sholat kaum muslimin saling berjabat tangan, sebagai tanda kedamaian antar sesama. Islam tidak menganjurkan untuk saling mengepalkan tangan sebagai tanda saling permusuhan atau membenci. Dalam Islam tidak dibangun saling memusuhi, membenci, atau merusak, apalagi membunuh. Sebaliknya, Islam justru menganjurkan agar saling mencintai, menolong, menghormati, dan rnenyelamatkan.

Kepada orang yang membenci dan juga memusuhi pun, Islam tidak menganjurkan membalas dengan permusuhan dan kebencian, melainkan, supaya dibalas kebaikan dengan cara arif dan hikmah. Mereka yang membenci dan memusuhi itu agar diajak untuk memasuki alam kedamaian, ialah Islam. Oleh karena itu, dakwah sebagai konsep mengajak kepada siapapun harus dilakukan dengan cara yang baik. Cara itu dipandang lebih baik dan mulia dibanding dengan mengepalkan tangan.

Bahkan bahayanya, jika kepalan tangan itu yang seringkali ditunjukkan, maka bisa jadi, bagi orang yang belum mengenal Islam secara baik, mereka akan mengira bahwa Islam sebagai agama mengajak saling mengepalkan tangan. Padahal sebenarnya tidak begitu, Islam justru mengajak umatnya untuk selalu membuka kedua tangan, sebagai bahasa kasih sayang, kedamaian, dan penghormatan.

Tidak ada komentar: