Me & My Imagination

Tanpa imajinasi saya hanya barang mati, tanpa imajinasi dunia saya kecil

dengan imajinasi saya bisa terbang, melampaui diri, melampaui kini, melampaui disini

dengan imajinasi saya jadikan tiada menjadi ada

Ilmu pengetahuan adalah gudang penyimpan hasil imajinasi

Sedang imajinasi adalah mesin cetak ilmu pengetahuan

Senin, 14 November 2011

Menangisalah bila harus menangis

Kalau kita misal pernah ngeliaat ada adek kita yang masih kecil misalnya saja terjatuh apa sedih gitu, satu hal yang biasanya dia lakukan adalah menangis….bahkan kadang nangisnya bisa kuencenggg pool. Eh, tapi ga berapa lama udah dieem, udah ketawa-ketawa lagi. Sepertinya udah lupa tuh ama yang dirasaain.

Yup, itu adek-adek mas… nah kalau orang dewasa apa ya bisa kaya begitu.. sedih, nangis, trus langsung bisa ketawa lagi… oke mari kita bahas lebih lanjut…
Kalau si adek kecil,kenapa dia habis nangis terus bisa cepet pulih lagi karena dia belum punya banyak timbunan file kurang baik dalam dirinya. Peristiwa apapun yang dialaminya bisa jadi tidak bermakna apapun alias netral, akhirnya… begitu udah nangis (sekedar meluapkan rasa) habis itu udah clear deh…

nah, kok yang sudah dewasa (lebih tepatnya tua kali ya, ehehehe… kan tua itu pasti, tapi dewasa itu pilihan) seringkali lama banget dalam me-release atau melepaskan perasaan sedih atapun ga nyaman dalam hati? Jawabannya adalah bisa jadi karena kurang mampunya orang yang sudah tua dalam memaknai apa yang terjadi dengan persepsi yang memberdayakan dirinya, atau minimal netral deh, biar kita bisa berpikir lebih jernih. Bagaimana proses pemaknaan ini bisa terbentuk? salah satunya dipengaruhi oleh sekian banyak hal baik itu pengalamannya jaman dulu, dari buku2 yang sering dibaca, dari lagu2 ataupun tontonan-tontonan, pengaruh dari pihak eksternal teman-temannya yang akhirnya membentuk sebuah rumusan tertentu ketika menyikapi sebuah peristiwa.

Waa, tapi kalau tiba-tiba kita dipaksa langsung menyikapi positif terhadap misalnya hal yang jelas2 itu membuat kita sedih kan ga mudah? Yup, bener banget… sebagaimana anak kecil yang responnya langsung menangis ketika terjatuh… Tak ada yang salah ketika kita merasakan sesuatu lalu kita memunculkan respon alamiah entah dalam bentuk apapun itu… termasuk dengan menangis…iya..m e n a n g i s … *ih cewek bangett… Haaa, siapa bilang menangis cuma punya cewek, mekanisme alamiah yang muncul dari dalam diri seseorang itu pasti juga sudah diciptakan sedemikian rupa olehNya sehingga bisa bermanfaaat bagi manusia. Bahkan ada sebuah penelitian juga yang nyebutin kalau pada waktu kita menangis ada zat tertentu (semacam zat garam) yang keluar yang akan membantu kita menjadi lebih tenang lagi. Nah klop sama penelitian yang nyebutin juga bahwa sebenrnya yang lebih banyak ngerasaain stress itu adalah cewek,eittt… tapii… (katanya penelitian itu) yang lebih banyak make obat-obatan penenang, minum minuman keras malah kebanyakan cowok. Loh kok bisa?? Di situ disebutin karena umumnya cowok “rada pantang” untuk ngeluarin air mata alias menangis pada waktu ada sesuatu hal yang “seharusnya” bisa menangis. Naaah…buat mbak2nya yang ngerasa wanita, harusnya bersyukur banget nih ternyata dalam dirinya justru jauh lebih mudah dalam merelease permaslahannya.
Trusss?? Selesai gitu aja kalau udah nangis?? Hwehehehe….enak aje, waniii pirooo??hahahaha….
Tidak sesederhana itu, menangis hanyalah salah satu jalan yang bisa ditempuh untuk lebih meringankan beban kita. Langkah selanjutnya adalah, sambil menangis tetep akui saja apapun yang kita rasakan saat itu, yang muncul adalah rasa sedih… yaa akui saja, “Yaaa…saya akui, saya sedang sedih”. Lagi marah?? Yaaa… said that “ yaaa…saya akui saya sedang marah”. Akui saja, sadari saja semua perasaan yang kita alami, yang kita rasakan, terima dengan I K H L A S karena bagaimanapun juga perasaan yang ada/ yang muncul dalam diri kita adalah juga bagian dari diri kita yang kita kudu bersahabat baik juga sama dia.
Emangnya kenapa kita perlu A K U I , S A D A R I, T E R I M A??
Logikanya sederhana saja, dengan eksperimen sederhana ini rekan-rekan pembaca akan tahu maksudnya. Jadi gini, pada waktu sedang makan makanan tertentu, cobalah untuk beberapa suapan pertama bener2 dirasain, pelan2, fokuskan perhatian kepada rasa makanan yang sedang di makan. Sudah? Nah, perhatikan, apakah Anda merasakan ada beberapa rasa yang bisa muncul di sana? Dan ternyata tidak hanya satu rasa saja?
Nah demikian juga dengan emosi kita, pada waktu kita merasa kurang nyaman, sadari, akui, terima saja perasaan itu dan dengan itu akan memudahkan diri kita untuk menyerap “makna” lain yang ada dibalik perasaan2 itu. Kita akan jadi lebih aware dengan segala sesuatunya, apa untungnya, apa ruginya, apa sebenernya maksud dibalik semua ini dsb. O T O M A T I S… dengan mudah kita melakukan langkah selanjutnya… I K H L A S dan S Y U K U R lalu memPasrahkan dengan menyampaikan… “Ya Allah, terima kasih atas semuanya, walaupun mungkin bbrp pesan sudah saya dapatkan dari adanya keadaan ini, tapi bila mungkin masih ada sisa2 kemarahan dalam diri saya, dengan penuh kesadaran pula saya memPutuskan untuk melepaskan semuanya, mengembalikan semuanya kepadaMu, dan berikan kemudahan kepada hamba untuk mengakses semakin banyak hikmah dari hal ini dan mudahkan hamba juga untuk mengakses perasaan tenang..damai..ikhlas berserah……”
Abis itu, boleh lah nangis lagi… tapi semoga udah brganti dengan nangis terharu, karena udah sadar betapa banyak kasih sayangNya yang telah kita abaikan begitu saja, dan betapa besar perhatianNya dengan memberikan permasalahan yang ada yang ternyata tujuannya adalah agar kita sadar untuk lebih memberikan Perhatian juga padaNya….

Tidak ada komentar: