Banyak cara orang saling
berkomunikasi. Ada
kalanya dengan menggunakan bahasa lisan, bahasa tulis, bahasa tubuh, dan juga
dengan bahasa tangan. Tentu masih banyak lagi cara lainnya untuk menyampaikan
pesan itu.
Tulisan singkat ini mengajak
untuk memperhatikan bagaimana tangan digunakan untuk berkomunikasi. Tangan
tatkala dijadikan sebagai alat menyampaikan pesan, fungsinya hanyalah
menggambarkan pikiran dan atau batin pemiliknya. Jika pemilik tangan itu ingin
menyampaikan pesan, untuk mengajak kedamaian, maka tangan itu akan dibuka
lebar-lebar. Sebaliknya, jika pesan yang disampaikan adalah kebencian, marah,
permusuhan, maka tangan akan diangkat dengan posisi mengepal. Ketika seseorang
berdoa maka kedua tangannya dibuka, sebagai symbol permohonan dan sekaligus
penghormatan. Membuka tangan, artinya memohon dan sekaligus menghormat.
Mengawali sholat, dengan membaca takbir, kedua tangan seseorang dibuka,
diposisikan di atas bahu, sebagai pertanda hormat, mengagungkan, dan
memuliakan.
Begitu pula seorang tentara,
polisi, atau lainnya, tatkala memberikan hormat juga demikian. Tangan kanannya
diangkat, dalam posisi terbuka di atas bahu, persis di sebelah telinga.
Biasanya penghormatan itu juga dijawab dengan cara serupa oleh orang yang
dihormati. Dengan begitu, tangan bisa digunakan sebagai bahasa komunikasi untuk
menggambarkan penghormatan dan atau sebaliknya kebencian atau permusuhan.
Islam sebagai agama yang
menganjurkan agar terbangun keselamatan, kasih sayang, dan kedamaian,
menganjurkan umatnya agar selalu membuka kedua tangannya. Sehari-hari, paling
tidak lima kali
dalam sehari semalam, kaum muslimin dibiasakan membuka tangannya untuk
menyembah, mengagungkan, dan memuliakan Tuhannya. Pada setiap kali sholat, tergantung
jumlah rakaatnya, berkali-kali kaum muslimin membuka kedua tangannya, untuk
maksud tersebut.
Demikian pula selesai sholat kaum
muslimin saling berjabat tangan, sebagai tanda kedamaian antar sesama. Islam
tidak menganjurkan untuk saling mengepalkan tangan sebagai tanda saling
permusuhan atau membenci. Dalam Islam tidak dibangun saling memusuhi, membenci,
atau merusak, apalagi membunuh. Sebaliknya, Islam justru menganjurkan agar
saling mencintai, menolong, menghormati, dan rnenyelamatkan.
Kepada orang yang membenci dan
juga memusuhi pun, Islam tidak menganjurkan membalas dengan permusuhan dan
kebencian, melainkan, supaya dibalas kebaikan dengan cara arif dan hikmah.
Mereka yang membenci dan memusuhi itu agar diajak untuk memasuki alam
kedamaian, ialah Islam. Oleh karena itu, dakwah sebagai konsep mengajak kepada
siapapun harus dilakukan dengan cara yang baik. Cara itu dipandang lebih baik
dan mulia dibanding dengan mengepalkan tangan.
Bahkan bahayanya, jika kepalan
tangan itu yang seringkali ditunjukkan, maka bisa jadi, bagi orang yang belum
mengenal Islam secara baik, mereka akan mengira bahwa Islam sebagai agama
mengajak saling mengepalkan tangan. Padahal sebenarnya tidak begitu, Islam
justru mengajak umatnya untuk selalu membuka kedua tangan, sebagai bahasa kasih
sayang, kedamaian, dan penghormatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar