Rasulullah SAW menekankan pada
beberapa hadis bahwa kucing tidak najis. Rasulullah SAW menyebutnya sebagai
binatang yang berkeliing di sekitar rumah. Rasulullah SAW bahkan berwudhu
menggunakan air bekas minuman kucing karena dianggap suci. Pertanyaan yang
muncul, apakah Rasulullah SAW yang ummi (buta baca-tulis), adalah
seorang dokter berpengalaman sehingga berani mengatakan bahwa kucing suci,
tidak najis. Beliau juga mengatakan bahwa anjing najis. Informasi ini telah
dikenal dan diakui secara ilmiah. La1u, bagaimana Rasulullah mengetahui kalau
pada badan kucing tidak terdapat najis?. tentang masalah tersebut. Untuk
mendukung keakuratan, maka telah dilakukan berbagai percobaan. Hasilnya sesuai
dengan apa yang disabdakan Rasulullah empat belas abad yang lalu, iaitu :
Fakta dan Eksperimen terkait
Kucing
Dalam bahasa Arab kucing
dinamakan qith, sanur, dhayyun, hirr, bas (dialek penduduk syam), masy
(dialek penduduk Etiopia), qathawah (dialek semenanjung Arab). Kebiasaan
kucing yang dikenal adalah membersihkan dirinya. Menurut seorang pastur, kucing
adalah binatang yang bersih karena kegiatan hariannya adalah membersihkan diri.
Tidak ada bagian tubuh kucing yang terlupakan.
Untuk diketahui bahwa pada kulit
kucing terdapat otot yang berfungsi untuk menolak telur bakteri dan kulit yang
melindungi berbagai macam otot yang dapat menyesuaikan dengan sentuhan otot
manusia. Permukaan lidahnya tertutupi oleh berbagal benjolan kecil yang runcing
berbentuk geregaji. Benjolan ini bengkok mengerucut seperti kikir atau gergaji.
Bentuk ini sangat berguna untuk membersihkan kulit. Kucing dilengkapi dengan
alat pembersih yang paling canggih, yaitu lidah dengan permukaan yang kasar
yang bisa membuang bulu-bulu mati dan membersihkan bulu-bulu yang tersisa di
badannya. Tidak aneh jika kucing suka meminum susu. Caranya menggunakan lidah
dalam menjilat susu yang sangat sulit untuk digambarkan. Ketika meraba lidah
kucing, kita akan merasakan bahwa lidahnya ditutüpi oleh berbagai benjolan yang
berfungsi seperti gergaji. Sebagian orang mengira bahwa benjolan tersebut
dipergunakan sebagai kantong kecil untuk membawa aliran susu ke mulut agar
proses penelanan berlangsung sempuma. Akan tetapi, gambaran yang dapat kita
ketahui sekarang ternyata tidak sama seperti fungsi lidah biasa. Semua itu
berbeda dengan apa yang digambarkan oleh sebagian orang yang mengatakan bahwa
kucing menggunakan lidahnya untuk minum dengan membuat perut lidah untuk
membawa cairan atau susu. Proses seperti ini tidak menyebabkan cairan kembali
ke bejana (tempat cairan).
Selanjutnya, hasil penelitian
laboratorium serta temuan terkait adanya kuman dan mikroba (jika itu ada) akan
dapat kita dijelaskan sebagai berikut :
Hasil Penelitian Laboratorium
Telah dilakukan berbagai
penelitian terhadap kucing dan berbagai perbedaan usia, perbedaan posisi kulit,
seperti punggung, bagian dalam telapak kaki, pelindung mulut, dan ekor. Pada
bagian-bagian tersebut dilakukan pengambilan contoh (sample) dengan
usapan. Di samping itu, dilakukan juga penanaman kuman pada bagian-bagian
khusus. Selain itu, diambil juga cairan khusus yang ada pada dinding dalam
mulut dan mengusap lidah. Maka hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut :
- Hasil yang diambil dan kulit luar ternyata negatif, meskipun dilakukan berulang-ulang.
- Perbandingan yang ditanamkan memberikan hasil negatif sekitar 80% jika dilihat dari cairan yang diambil dan dinding mulut.
- Cairan yang diambil dan permukaan lidah memberikan hasil negatif.
- Kuman yang ditemukan saat proses penelitian dilakukan berasal dan kelompok kuman yang dianggap sebagai kuman biasa yang berkembang pada tubuh manusia dalam jumlah yang terbatas seperti, enterobacter, streptococcus, dan taphylococcus. Jumlahnya kurang dan 50 ribu pertumbuhan.
- Tidak ditemukan kelompok kuman yang beragam.
Berbagai sumber yang dapat
dipercaya dan hasil penelitian laboratorium menyimpulkan bahwa kucing tidak memiliki
kuman dan mikroba. Liurnya bersih dan membersihkan.
Komentar Para Dokter yang
Bergelut dalam Bidang Kuman
Menurut Dr. George Maqshud, ketua
laboratorium di Rumah Sakit Hewan Baitharah, jarang sekali ditemukan adanya
kuman pada lidah kucing. Jika kuman itu ada, maka kucing itu akan sakit.
Setelah melakukan penelitian terhadap berbagai cairan untuk membandingkan liur
manusia, anjing, dan kucing, Dr. Gen Gustaf sin menemukan bahwa kuman yang
paling banyak terdapat pada anjing, kemudian manusia memiliki seperempat dan
anjing, lalu pada kucing terdapat setengah dan kuman manusia. Dokter hewan di
rumah sakit hewan Damaskus, Sa’id Rafah menegaskan bahwa kucing memiliki
perangkat pembersih yang bemama lysozyme.
Kucing tidak menyukai air, karena
air tempat yang sangat subur untuk tumbuhnya bakteri, terlebih lagi pada air
yang tergenang. Kucing menjaga kestabilan kehangatan tubuhnya. Ia menjauh dan
panas matahari, tidak dekat dengan air. Tujuannya supaya bakteri tidak
berpindah kepadanya. lnilah yang menjadi faktor tidak adanya kuman pada tubuh
kucing.
Mukjizat pada Hadis Nabi
Sisa makanan kucing hukumnya sud.
Hadis Kabsyah binti Ka’b bin Malik menceritakan bahwa Abu Qatadah, mertua
Kabsyah, masuk ke rumahnya. Lalu, ia menuangkan air untuk wudhu. Pada saat itu,
datang seekor kucing yang ingin minum. Lantas ia menuangkan air di bejana
sampai kucing itu minum. Kabsyah berkata, “Perhatikanlah.” Abu Qatadah
berkata, “Apakah kamu heran?” Ia menjawab, “Ya.” Lalu, Abu
Qatadah berkata bahwa Nabi SAW pemah bersabda, “Kucing itu tidak najis.
Ia binatang yang suka berkeliling di ruinah (binatang rumahan),” (HR
A1-Tirmidzi, Al-Nasa’i, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).
Diriwayatkan dan Au bin Al-Hasan,
dan Anas yang mencenitakan bahwa Nabi SAW pergi ke Batbhan suatu daerah di
Madinah. Lalu, beliau berkata, “Ya Anas, tuangkan air wudhu untukku ke dalam
bejana.” Lalu, Anas menuangkan air. Ketika sudah selesai, Nabi menuju bejana.
Namun, seekor kucing datang dan menjilati bejana. Melihat itu, Nabi berhenti
sampai kucing tersebut berhenti minum lalu berwudhu. Nabi ditanya mengenai
kejadian tersebut, beliau menjawab, “Ya Anas, kucing termasuk perhiasan
rumah tangga, ia tidak dikotori sesuatu, bahkan tidak ada najis.”
Diriwayatkan dan Dawud bin Shalih
Al-Tammar dan ibunya yang menerangkan bahwa budaknya memberikan Aisyah
semangkuk bubur. Namun, ketika ia sampai di rumah Aisyah, ternyata Aisyah
sedang shalat. Lalu, ia memberikan isyarat untuk menaruhnya. Sayangnya, setelah
Aisyah menyelesaikan shalat, ia lupa. Datanglah seekor kucing, lalu memakan
sedikit bubur tersebut. Ketika ia melihat bubur tersebut, lalu ia membersihkan
bagian yang disentuh kucing, lalu Aisyah menegurnya. Rasulullah SAW bersabda, Ia
tidak najis. Ia binatang yang berkeliing.” Aisyah pernah melihat Rasulullah
SAW berwudhu dan sisa jilatan kucing, (HR Al-Baihaqi, Abd A1-Razzaq, dan
A1-Daruquthni).
Diriwayatkan dan Abu Qatadah r.a.
yang mendengar Rasulullah SAW bersabda tentang kucing, “Ia tidak najis. Ia
binatang yang sering keliling di antara kalian.” Hadis ini diriwayatkan
Malik, Ahmad, dan imam hadis yang lain. Oleh karena itu, kucing adalah
binatang, yang badan, keringat, bekas dan sisa makanannya suci.
Sisi Kemukjizatan
Hasil penelitian kedokteran dan
percobaan yang telah dilakukan di laboratorium khusus hewan, ditemukan bahwa
badan kucing bersih secara keseluruhan. Tak lebih bersih dari manusia. Allah SWT
membekali kucing dengan otot yang melindungi kulitnya dan kuman. Lidahnya
dilengkapi dengan benjolan-benjolan yang berguna untuk membersihkan badannya,
di setiap tempat baik yang dekat dengan mulutnya sampai ujung kepala yang dibersihkan
dengan tangannya.
Pada air liurnya terdapat kuman
yang lebih sedikit sekitar seperempat dan kuman manusia. Pada air liurnya
terdapat unsur yang membersihkan. Ketika ia minum dari bejana tempat minum
manusia, tidak ada setetes pun cairan yang jatuh dan lidahnya. Dan hadis-hadis
tersebut jelaslah bahwa ketika Nabi SAW mengatakan bahwa kucing itu suci lalu
berwudhu dengannya, Nabi menunjukkan kepada kita tentang sucinya kucing. ini
luar biasa sekali. Bagaimana mungkin Nabi SAW mengetahui bahwa kucing itu tidak
najis.
Adapted from “Ensiklopedia”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar